Kronologi Guru Menggunakan Tabungan Siswa Sebesar Rp 343 Juta Hingga Pensiun, Terungkap Karena Uang Tidak Kunjung Cair Mulai 2024

Seorang guru memakai tabungan siswa Rp 343 juta sampai pensiun. Hal tersebut terbongkar gegara uangnya tak kunjung cair dari 2024.

Kemarahan orang tua siswa di SDN 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat karena tabungan anak mereka yang tidak kunjung dicairkan. Padahal jumlah total tabungan itu mencapai Rp 343 juta. Bahkan, sejumlah siswa sudah lulus dari SDN 1 Mekarsari.

Kronologi guru menggunakan tabungan siswa Rp 343 juta hingga pensiun bermula dari orang tua siswa yang protes. Ternyata uangnya tidak kunjung cair sejak tahun 2024.

Kasus ini mencuat setelah seorang wali murid bernama Eful (40) angkat bicara. Ia mengungkapkan bahwa hingga kini, dana tabungan milik anaknya belum juga dikembalikan.

Padahal, anaknya yang bernama Irsyad telah menamatkan pendidikan di SD pada tahun 2024. Saat ini, Irsyad sudah duduk di kelas 1 SMP dan sebentar lagi akan naik ke kelas 2.

Namun, uang tabungan sebesar Rp29 juta yang disimpan di SDN 1 Mekarsari belum juga diserahkan.

"Tabungan anak saya yang masih SMP belum juga dikembalikan. Sudah setahun lebih mandek," ujar Eful kepada Tribun Jabar melalui WhatsApp, Senin (17/6/2025) sore.

"Biaya untuk anak saya saja sekitar Rp200 juta, itu belum termasuk biaya untuk tahun ini," tambahnya.

Eful menceritakan bahwa para wali murid sebelumnya telah beberapa kali mengadakan pertemuan di sekolah untuk mencari kejelasan terkait dana tersebut. Namun, hasilnya mengecewakan karena hanya mendapatkan janji-janji tanpa realisasi.

"We often gather at school, but the result is just promises. There is still no clarity when the money can be returned," he said.

Dari penelusuran yang dilakukan para wali murid, uang tabungan siswa disebut tersebar ke berbagai pihak. Mulai dari mantan guru, koperasi sekolah, hingga disebut-sebut digunakan langsung oleh pihak sekolah.

Meskipun pihak sekolah saat ini mengklaim sudah berusaha menagih dana yang berada di luar, mekanisme dan hasilnya masih belum jelas.

"Dulu, kami lihat catatan di sekolah. Katanya uangnya ada yang dipegang mantan guru, ada di koperasi, dan ada juga yang dipakai sekolah."

"Kepala sekolah dan guru sekarang cuma jadi pelimpahan masalah, mereka juga bingung," ucap Eful.

Kronologi guru menggunakan tabungan siswa sebesar Rp 343 juta hingga pensiun masih berlanjut, orang tua siswa telah melaporkan masalah ini kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Pangandaran dan Koordinator Wilayah (Korwil) Cimerak, namun belum ada tindak lanjut yang signifikan.

"Kami harap Dinas Pendidikan bisa turun tangan serius. Jangan sampai masalah ini dibiarkan berlarut-larut. Ini menyangkut hak anak-anak kami," ujarnya.

Sementara itu, Kepala SDN 1 Mekarsari, Ade Haeruman, membenarkan adanya uang tabungan murid yang mandek di sekolah karena dipakai seorang guru yang kini sudah pensiun.

"Nilainya Rp343.900.000. Artos (uang) tabungannya dipakai guru di sekolah. Tapi, gurunya sudah pensiun," katanya, dikutip Kompas.com.

Dijelaskan pula bahwa dana yang belum dikembalikan untuk angkatan 2024 mencapai Rp185 juta, sementara untuk angkatan saat ini sebesar Rp54 juta. Ade mengatakan bahwa pihak sekolah telah berusaha melakukan mediasi dengan guru yang bersangkutan.

Guru tersebut pun menyatakan kesediaannya untuk menjual aset miliknya guna mengganti uang tabungan yang telah dipakai.

"Beliau bersedia menjual asetnya. Jadi, (orang tua murid) menunggu asetnya terjual," ucap Ade. (*)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama